Journey of NaiTsa

Pada zaman dahulu di daerah Mojoagung berdirilah sebuah keraton yang disebut Keraton Majasemi. Disana tinggallah seluruh keluarga Adipati Kembang Jaya. Pada suatu hari, ia pun diutus oleh ayahandanya untuk pergi ke Hutan Kemiri untuk membangun sebuah pusat pemerintahan baru.

            Adipati Kembang Jaya pun mengiyakannya. Setelah ia mendapatkan restu dari orangtua dan isterinya, ia pun berangkat menuju Hutan Kemiri untuk melaksanakan tugas yang diembannya bersama para pengikut keraton. Beliau pun berangkat dengan menunggangi kereta yang dikawal oleh para pengikut keraton dengan berjalan kaki.
            Sesampainya di Hutan Kemiri, Adipati pun segera menyuruh semua para pengikutnya untuk menebang pohon di hutan itu dan membangun sebuah pusat pemerintahan disana. Setelah semua tugas yang diembannya selesai, Adipati Kembang Jaya pun segera kembali untuk segera memboyong seluruh keluarganya.
            Namun di tengah perjalanan kembali, ia pun menyuruh para pengawalnya beristirahat sejenak. Di saat itu juga, beliau menyuruh para pengawalnya menanam pohon jati yang mereka bawa dari Hutan Kemiri di tempat yang belum berpenghuni itu. Ingin segera kembalinya Adipati ke keraton ini membuat para pengawalnya pun hanya bisa menanam dua pohon jati.
            Setelah beberapa menit melanjutkan perjalanan, Adipati Kembang Jaya pun melihat sebuah sumur. Cuaca yang panas dan rasa lelah membuatnya memperhentikan rombongan. Namun sumur itu ternyata sudah mulai mengering. Rasa hausnya dan para pengawalnya pun membuat ia menggunakan kesaktiannya. Dengan ilmunya, ia pun mengulingkan sumur itu agar mereka semua mudah mengambil air di dasar sumur itu. Usahanya pun berhasil namun ketika akan dikembalikan keposisi awal Adipati Kembang Jaya gagal. Setelah itu mereka semuanya pun merasa segar kembali dan segera melanjutkan perjalanan.
Pohon Jati yang pengawal Adipati tanam itu pun hidup sampai daerah itu menjadi sebuah pemukiman warga desa. Karena di tempat itu terletak di daerah Trangkil dan ditemukan dua pohon jati yang sejajar, warga desa itu pun menyebutnya daerah Trangkil Jatijajar. Dan sumur yang dipakai itu pun dipercaya oleh sebagian orang memiliki banyak khasiat. Karena posisi sumur seperti itu, masyarakat sekitarpun menyebutnya Sumur Gemuling.


Naima Untsa/26/X4              

Categories: , ,

One Response so far.

Leave a Reply