Journey of NaiTsa

Selasa, 22 November 2011
Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi kakakku tersayang, kakakku satu-satunya, yang tak bisa kulupakan, kakak yang amat sangat berarti bagiku.
Walau terkadang aku selalu menyakitinya namun ia selalu sabar dan menyayangiku.
Selamat buat pernikahanmu kakaku, Ridha An Nisa dan Zamroni....
Read More …

Beberapa hari sebelu,, Hari ini tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 pukul 11 lebih sebelas tepatnya hari sabtu, aku dan sahabatku S3 melakukan kunjungan di rumah anggota S3 Ully_fullo,
Di bawah hangatnya sengatan matahari, aku bersama motor vega 110cc ku berboncengan dengan Ciepruzz menikmati suasana daerah pegunungan di Pati tepatnya di kecamatan Tlogowungu,
Tepat sampai di depan Pasar Tlogowungu, kita teringat ramalan Mama Lauren tentang kiamat tanggal 12 bulan 12 tahun 2012,..
"Bentar lagi 11.11.11 Ciep" ucapku
"Iyo, tanggal cantik,..."
"Mesti banyak yang menikah kuwi..."
"Iyalah kuwi mb e NITA,..:"
"Kalau tahun depan piye yo?? mama Loren kan bilang tanggal 12.12.12 KIAMAT??"
Astagfirullah!!!!
Itu rahasia Illahi.

Read More …


Greenday merupakan kegiatan tahunan OSIS SMA N 1 Pati yang merupakan implementasi peduli lingkungan yang dilakukan oleh siswa-siswi Smansapa.
Program ini dilakukan oleh OSIS tiap periode dan mengusung segala sesuatu mengenai gerakan peduli lingkungaan.
Dalam realisasinya dilakukan acara-acara atau kegiatan seperti mengurangi emisi karbon dengan STOP Machine Motor dan gunakan Sepeda dan alat transportasi non motor. 
Selain itu ada gerakan pengenalan 3R yaitu Recyle, Reuse and Reduce. Gerakan 3R ini dilakukan dengan presentasi pengenalan dan lomba daur ulang
Lomba fotografi dan puisi dengan tema Pejuang Lingkungan juga ikut memeriahkanya.
Penanaman pohon juga dilakukan dengan sponsorship dari Dinas Perhutani Kab Pati sebagai pemasok bibit.
Acara sepeda santai, yang dibuka dengan senam pagi seluruh elemen sekolah juga dilakukan.
Pensi dan pengambilan undian merupakan puncak acara.

                        * Naima Untsa * Dwis Irma * Kartika Santi * Rizky Woro *
#unforgetable moment


Read More …

Apa itu?
Kenapa?
That's (y) ways. That' great solution.
Read More …

Ulangan dadakan = ulangan otodidak...
Dimana ulangan dadakan adalah ulangan tanpa pemberitahuan dan persiapan.

Ulangan dadakan itu biasanya mendapat respon yang sangat "berat" bagi siswa. Respon penolakkan pun sering terdengar.

Siswa      : "Apa ulangan dadakan?"
Guru        : " Iya..kalian harus ulangan. Siapkan kertas ulangan."
Siswa      : " Lhoo,..kita belum dikasih tahu."
Guru         : " Kalian ini udah SMA apa TK??Kalau tidak siap silakan keluar."
Siswa       : "SMA lah,..kalau kita anak TK pasti langsung nurut,.."
hehehhehehehehhe....

Banyak sekali respon-respon yang keluar. Apabila ulangan dadakan itu dimulai, terkadang segala cara pun dihalalkan untuk mengisi jawaban.

So,.teman-teman kita harus pandai-pandai mengatur jadwal untuk belajar biar ulangan dadakan gag jadi alasan!!!! Dan gak jadi beban/masalah...Say no problem, never mind untuk Ulangan Dadakan','>....hahahahhah(^_^)
Read More …

         وَاِجَابَةُ الدَّعْوَةِ, وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِس  حَقُ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ, وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ,
Hak (kewajiban) seorang muslim terhadap sesamanya ada lima perkara, yaitu: menjawab salam, menengok yang sakit sakit, mengiringi mayat kepemakaman, menghadiri undangan, dan berdo’a bagi yang bersin. [HR Bukhari & Muslim]


Adapun manusia adalah makhluk hidup yang tertinggi peringkatnya, karena itu tidaklah  mengherankan bila manusia ditimpa  berbagai  hal. Bahkan ia lebih banyak menjadi sasaran musibah tersebut dibandingkan makhluk lainnya, karena adanya faktor kemauan dan faktor   alami   yang   mempengaruhi kehidupannya.

Oleh karena itu, syariat Islam menganggap penyakit atau  sakit merupakan  fenomena yang biasa dalam kehidupan manusia, mereka diuji dengan penyakit  sebagaimana  diuji  dengan  penderitaan lainnya,  sesuai dengan sunnah dan undang-undang yang mengatur alam semesta dan tata kehidupan manusia.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman ;
artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,.” (Al Baqarah : 155)
Setiap insan pasti pernah mengalami sakit karena hal ini adalah merupakan skenario dari Allah atas jalan hidup makhluk-Nya. Merujuk pada surah Al Baqarah ayat 155 di atas maka sakit adalah sebagian dari cobaan yang ditimpakan kepada manusia untuk menguji iman orang tersebut.

Allah SWT menyatakan hal tersebut dalam Al Qur’an sesuai firman-Nya ;
artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al ‘Ankabuut : 2)

Cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia tersebut bukan hanya menimpa kepada umat Nabi Muhammad SAW saja, tetapi dikenakan pula kepada umat yang telah terdahulu, sesuai firman-Nya pada ayat berikut ;
artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabuut : 3)

Apakah yang harus dilakukan apabila pada suatu sa’at kita yang mendapat giliran diuji oleh Allah SWT? Sebagai orang yang benar-benar beriman, maka jalan terbaik adalah SABAR. Dan sabar itu adalah pada pukulan pertama, yaitu sa’at cobaan tersebut baru menimpa. Hal ini tercermin dari sikap kita pertama kali ketika menerima cobaan tersebut, yaitu dengan bertawakal kepada Allah SWT. Dalam Al Qur'an disampaikan ;
artinya : “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Al Baqarah : 156)

Orang yang sabar dan berserah diri serta ingat kepada Allah SWT pada sa’at mendapat cobaan, maka Allah SWT menjanjikan keberkahan serta rahmat dan mendapat predikat yang mulia “Al Muhtaduun“ (artinya orang-orang yang mendapat petunjuk) kepada mereka, sesuai janji-Nya dalam Al Qur’an ul Karim ; artinya : “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al Baqarah : 157)

MENJENGUK ORANG SAKIT DAN HUKUMNYA
 
Orang  sakit  adalah  orang  yang   lemah,   yang   memerlukan perlindungan   dan   sandaran.   
Perlindungan   (pemeliharaan, penjagaan) atau  sandaran  itu  tidak  hanya  berupa  materiil
sebagaimana  anggapan  banyak  orang,  melainkan  dalam bentuk materiil dan spiritual sekaligus. 
Menjenguk  si  sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa  orang  di  sekitarnya  
(yang   menjenguknya)   menaruh perhatian   kepadanya,   cinta  kepadanya,   
menaruh  keinginan kepadanya,  dan   mengharapkan   agar   dia   segera   sembuh. 
Faktor-faktor  spiritual  ini  akan  memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk 
melawan serangan penyakit lahiriah.  Oleh  sebab itu,   menjenguk   orang  sakit,   
menanyakan  keadaannya,  dan mendoakannya  merupakan   bagian   dari   pengobatan   
 menurut orang-orang  yang  mengerti.  Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat 
materiil (kebendaan).
 
Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq  'alaih  dari  Abu Hurairah r.a. 
bahwa Nabi saw. bersabda:
 
    "Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: 
      menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, 
      mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin."
 
Imam  Bukhari  meriwayatkan  dari  Abu  Musa  al-Asy'ari, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Berilah makan orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit, 
      dan tolonglah orang yang kesusahan."
 
Imam Bukhari juga meriwayatkan dari  al-Barra'  bin  Azib,  ia berkata:
 
    "Rasulullah saw. menyuruh kami melakukan tujuh perkara ... 
      Lalu ia menyebutkan salah satunya adalah menjenguk orang sakit."
 
KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK ORANG SAKIT
 
Diantara yang  memperkuat  kesunnahan  menjenguk  orang  sakit ialah   
adanya  hadits-hadits  yang  menerangkan  keutamaan dan pahala orang yang melaksanakannya, 
misalnya:
 
1. Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.):
 
    "Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang
    muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."
 
    Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.:
 
    "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."
 
2. Hadits Jabir yang marfu':
 
    "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit berarti dia
    menyelam dalam rahmat, sehingga ketika dia duduk berarti
    dia berhenti disitu (didalam rahmat)."8
 
3. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
   Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah
    seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau,
    bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan
    tempat tinggal di dalam surga."9
 
4. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.
   bahwa Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada
    hari kiamat, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu
    tidak menjenguk-Ku.' Orang itu bertanya, 'Oh Tuhan,
    bagaimana aku harus menjengukMu sedangkan Engkau adalah
    Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu
    tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi
    kamu tidak menjenguknya?Apakah kamu tidak tahu bahwa
    seandainya kamu menjenguknya pasti kamu dapati Aku di
    sisinya?' 'Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu,
    tetapi tidak kamu beri Aku makan.' Orang itu menjawab,
    'Ya Rabbi, bagaimana aku memberi makan Engkau, sedangkan
    Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab,
    'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan meminta
    makan kepadamu, tetapi tidak kauberi makan? Apakah kamu
    tidak tahu bahwa seandainya kamu beri makan dia niscaya
    kamu dapati hal itu di sisiKu?' 'Wahai anak Adam, Aku
    minta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum.'
    Orang itu bertanya, 'Ya Tuhan, bagaimana aku memberi-Mu
    minum sedangkan Engkau Tuhan bagi alam semesta?'Allah
    menjawab, 'Hamba-Ku si Fulan meminta minum kepadamu,
    tetapi tidak kamu beri minum. Apakah kamu tidak tahu
    bahwa seandainya kamu memberinya minum niscaya akan kamu
    dapati (balasannya) itu di sisi-Ku?"10
 
5. Diriwayatkan dari Ali  r.a.,  ia  berkata:  Saya  mendengar
   Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim
    lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh
    puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia
    menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh
    puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma
    yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau
    berkata, "Hadits hasan.")11
 
A. Fadilah menengok orang sakit:
1. Menjumpai Tuhan bersama orang yang sakit [Muslim]
2. Dianugerahi pertamanan surga [Turmudzi]
3. Dido’akan 70.000 malaikat supaya diberikan kasih sayang Tuhan [Turmudzi]
4. Mendapat jaminan buah-buahan di sorga [Turmudzi]
5. Ingat Allah SWT
6. Mensyukuri nikmat sehat

B. Mensikapi sakit
1. Ikhtiar berobat, tetap berserah diri kepada Nya
2. Ikhlas, sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT
3. Sadar, introspeksi diri
4. Ingat Allah SWT, mensyukuri nikmat Nya
5. Berkah, menjadi sarana pembersih dosa jika menerimanya dengan tabah
6. Boleh mengeluh selama tidak menunjukkan rasa benci kepada Allah SWT
7. Ada yang lebih parah, Rosulullah SAW merasakan sakit dua kali lipat
8. Keringanan, tetap melaksanakan kewajiban (Ibadah) sesuai batas kemampuan

C. Ikhtiar dan Do’a bagi orang sakit
1. Pegang bagian tubuh yang sakit sambil membaca Basmalah 3x dan berdo’a sebagai berikut:
اَعُوْذُ بِعِزَةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا اَجِدُ وَاُحَاذِرُ

Aku berlindung kepada keagungan dan kekuasaan Allah dari kejahatan (penyakit) yang tengah kurasakan dan menakutkan (Muslim)
2. Jika sakit atau luka, letakkan jari telunjuk diatas tanah dan sedikit meludahinya, lalu usapkan pada bagian tubuh orang yang sakit sambil berdoa:
بِسْمِ اللهِ تُرْبَةِ اَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفى بِهِ سَقِيْمُنَا بِاِذْنِ رَبِّنَا

Dengan menyebut Nama Allah, debu kami ludahi, semoga yang sakit disembuhkan lantaran debu tersebut, dengan izin Allah (Bukhari & Muslim)
3. Usap orang yang sakit dengan tangan kanannya sambil berdo’a:
أَللّهُمّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاسَ اشْفِ اَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءٌ اِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَامًا

Ya Allah, penguasa sekalian manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena Engkaulah Maha Penyembuh, tidak ada obat yang sanggup menyembuhkan kecuali obat dari Engkau, kesembuhan yang tidak akan kambuh lagi (benar-benar sembuh). [Bukhari & Muslim]
4. Berdoa untuk kesembuhan dari penyakit:
a. Baca surah Al Fatihah
b. Baca shalawat
c. Baca do’a-do’a berikut:
اَللّهُمّ اشْفِ.... أَللّهُمّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ, اِشْفِ اَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءَ اِلاَّ اَنْتَ, شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَامًا. اَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمَ, اَنْ يَشْفِيْكَ اِلاَّ عَفَاهُ اللهُ مِنْ ذلِكَ الْمَرَضِ. بِسْمِ اللهِ اَرْقِيْكِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ اَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ, اَللهُ يَشْفِيْكَ بِِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ. بِسْمِ اللهِ الْكَافِى بِسْمِ اللهِ الشَّافِى بِسْمِ اللهِ الْغَفُوْرُ الَّرحِيْمِ بِسْمِ اللهِ الْبَرِ الْكَرِيْمِ يَا حَفِيْظُ يَا عَزِيْزُ يَا رَفِيْقُ يَا وَلِدُّ اِشْفِنِى

Yaa Allah, sembuhkanlah……. dari penyakit. Yaa Allah penguasa sekalian manusia yang menghilangkan semua penyakit, sembuhkanlah, sebab Engkaulah maha Penyembuh, tiada yang sanggup menyembuhkan penyakit kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak akan kambuh lagi (benar-benar sembuh). Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Penguasa ‘Arsy yang agung, memberikan kesembuhan kepada engkau. Dengan menyebut nama Allah, ku obati engkau dari segala penyakit yang mengganggumu dan dari setiap jiwa atau manusia yang dengki, Allah lah yang menyembuhkan engkau dari penyakit yang tengah diderita, dengan menyebut Nama Allah lah aku mengobati engkau. Dengan Nama Allah yang Maha Cukup, Maha Penyembuh, dengan Nama Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dengan Nama Allah yang Maha Besar, Maha Mulia. Yaa Maha Pelindung, Maha Perkasa, Maha Halus, berilah kesembuhan padaku

Adab Menengok Orang Sakit

Orang yang sakit itu sedang dalam keadaan serba tidak menyenangkan, sedang menderita baik fisik maupun psikis. Untuk mengobati fisiknya yang sakit maka diperlukan obat sesuai penyakitnya, misalnya dalam bentuk pil atau ramuan obat lainnya. Obat-obatan akan memberi reaksi lebih cepat pada si sakit (cepat sembuh) apabila kepada si sakit diberi pula dorongan semangat (motivasi) untuk sembuh. Pemberian motivasi tersebut dapat berbentuk apa saja dan yang penting si sakit merasa gembira hatinya serta mempunyai keyakinan sakitnya akan sembuh. Itulah salah satu sebabnya mengapa Rasulullah SAW mengajarkan agar orang muslim itu menengok saudaranya yang sedang sakit.
Agar tujuan menjenguk orang sakit tersebut sesuai dengan ajaran Islam, maka perlu diperhatikan adab-adab atau etika, sbb :
1. Jangan membuat keributan atau kebisingan. Orang sakit perlu ketenangan, ketentraman dalam proses penyembuhannya. Bagi orang sehat sajapun keributan dan kebisingan dapat membuat resah, apalagi bagi orang sakit. Itu sebabnya di rumah sakit ada larangan agar tidak membawa anak kecil pada saat menjenguk.
2. Tidak membawa kabar buruk kepada si sakit. Kabar buruk apalagi yang berkaitan atau ada hubungan dengan si sakit maka dapat memperburuk kondisi si sakit. Kalaupun ada berita buruk, maka tunda saja dahulu sampai dia sembuh.
3. Menyampaikan kata-kata yang menghibur hati, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
a. La ba’sa thuhurun insyaallah – “Semoga tidak apa-apa, semoga segera sembuh, insya Allah.” (HR. Bukhari)
b. As-alukallahal ‘azhima rabbal ‘arsyil ‘azhimi an yasfiyak – “Aku mohonkan engkau kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, Tuhan Yang menguasai ‘Arasy yang agung, semoga Dia berkenan menyembuhkanmu.” (HR. At Tirmidzi)
4. Mendo’akan kesembuhan. Berdo’a dapat memberikan semangat kepada si sakit, karena termasuk pada perbuatan yang membesarkan hati bagi si sakit. Rasulullah SAW mengajarkan do’a yang dapat dibaca apabila sedang menjenguk, sbb :
a. Allahumma rabban nasi adzhi-bil ba’sa isyfi antas syafi la syifa-a illa syifa-uka syifa-an la yughadiru saqama – “Ya Allah, Tuhan yang menguasai manusia, hapuskanlah seluruh penyakit. Sembuhkanlah, karena hanya Engkau Dzat Yang Menyembuhkan. Tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tak lagi dihinggapi penyakit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Allahumma rabban nasi madz-hibal ba’si isyfi antas syafi la syafiya illa anta syifa-an la yughadiru saqama – “Ya Allah, Tuhan yang memelihara manusia, yang menghapuskan segenap penyakit. Sembuhkanlah, karena hanya Engkau Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tiada penyembuh selain Engkau. Penyembuh yang tak lagi ada penyakit.” (HR. Bukhari)

Keutamaannya Menjenguk

Karena mengunjungi orang sakit itu dapat memperingan beban penderitaan si sakit, maka sangatlah besar keutamaannya bagi orang yang menjenguknya. Dalam suatu hadits Nabi SAW bersabda :
“Tiada seorangpun yang menjenguk orang sakit pada waktu sore, kecuali keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun baginya hingga pagi hari, dan barangsiapa yang mendatangi pada waktu pagi hari maka keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun baginya hingga sore hari.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda pula : “Sesungguhnya apabila seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim, maka ia tetap berada dalam kebun surga hingga kembali. Ketika ditanyakan, “Apakah ghurfatul jannah itu?” Beliau menjawab, “Kebun yang sedang berbuah.” (HR. Muslim)

Masih banyak lagi hadits lain yang membicarakan masalah ini dimana intinya adalah pentingnya menjenguk orang sakit sebagai salah satu sarana untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) melalui shilaturahmi, menunaikan hak orang Muslim, memberi rasa bahagia di hati orang Muslim dan memperkuat bangunan ukhuwah Islamiah.

Demikianlah, semoga bermanfa’at.

*berbagai sumber
Read More …

Oh no, oh no, oh

They say that hate has been sent
so let loose the talk of love
before they outlaw the kiss
baby, give me one last hug

There's a dream
that I've been chasin
want so badly for it
to be reality

And when you hold my hand
and I understand that it's meant to be

Cuz Baby when your with me
it's like an angel came by,
and took me to heaven
(it's like you took me to heaven, girl)
cuz when i stare in your eyes
it couldn't be better
(I don't want you to go, oh no)

let the music blast
we gon` do our dance
raise the doubters on
they dont matter at all
cuz this life's too long
and this love's to strong
so baby know for sure
that i'll never let you go

i've got my favorite girl
not feelin no pain nor fear
oh no, don't have a care in the world
why would i when you are here

There's a moment I've been chasin
and I finally caught it out on this floor

Baby there's no hesitation
no reservation by taking a chance and more
Oh no becuz

it's like an angel came by,
and took me to heaven
(it's like you took me to heaven, girl)
cuz when i stare in your eyes
it couldn't be better
(I don't want you to go, oh no)

let the music blast
we gon` do our dance
raise the doubters on
they dont matter at all
cuz this life's too long
and this love's to strong
so baby know for sure
that i'll never let you go

it's like an angel came by,
and took me to heaven
(it's like you took me to heaven, girl)
cuz when i stare in your eyes
it couldn't be better
(I don't want you to go, oh no)

so take my hand
lets just dance
watch my feet
follow me
don't be scared
girl im here
if you didn't know
this is love

let the music blast
we gon` do our dance
raise the doubters on
they dont matter at all
cuz this life's too long
and this love's to strong
so baby know for sure
that i'll never let you go
http://liriklagu-top.blogspot.com

Show no fear
don't you worry bout a thing
i am here right here

I'll never let you go

Don't shed a tear
whenever you need me
I'll be near

I'll never let you go
Oh no oh no ohh
I'll never let you
Oh no oh no ohh
I'll never let you go!!
Read More …

Ohh Ohh Ohh .. and I pray
I just cant sleep tonight
Knowing that things ain’t right
Its in the papers, its on the tv, its everywhere that I go
Children are crying
Soldiers are dying
Some people don’t have a home
But I know there’s sunshine behind that rain
I know there’s good times behind that pain, hey
Can you tell me how I can make a change
I close my eyes and I can see a better day
I close my eyes and pray
I close my eyes and I can see a better day
I close my eyes and pray

I lose my appetite, knowing kids starve tonight
Am I a sinner, cause my dinner is still on my plate
Ooo I got a vision, to make a difference
And its starting today

Cause I know there’s sunshine behind that rain
I know there’s good times behind that pain, hey

Haven’t tell me how I can make a change
I close my eyes and I can see a better day
I close my eyes and pray
I close my eyes and I can see a better day

I close my eyes and pray
For the broken-hearted
I pray for the life not started
I pray for all the ones not breathing
I pray for all the souls in need.
I pray. Can you give em one today.
I just cant sleep tonight
Can someone tell how to make a change?

I close my eyes and I can see a better day
I close my eyes and pray
I close my eyes and I can see a better day
I close my eyes and I pray

I pray …

I close my eyes and pray
Read More …

I never thought it'd be easy
Cause we both so distant now
And the walls are closing in on us
And we're wondering how
No one has a solid answer
But just walking in the dark
And you can see the look on my face It just tears me apart

So we fight (so we fight) through the hurt (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry
And we live (and we live) and we learn (and we learn)
And we try and try and try and try

So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to Earth
Down to Earth, Down to Earth
On our way back down to Earth
*Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,
Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth*

And mommy you were always somewhere
Daddy I live out of town
So tell me how could I ever be normal somehow
You tell me this is for the best
So tell me why am I in tears?
*Woah* So far away, and now I just need you here

So we fight (we fight) through the hurt (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry
And we live (we live) and we love (we love)
And we try and try and try and try

So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to Earth
Down to Earth, Down to Earth
On our way back down to Earth


*Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,

Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth*

We fell so far away from the way we used to be
Now we're standing and where do we go
When there's no road to get to your heart
Let's start over again

So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to Earth
Down to Earth, Down to Earth
On our way back down to Earth
Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,
Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,

I never thought it would be easy
Cause we both so distant now
And the walls are closing in on us
And we're wondering how
Read More …

Idul adha merupakan moment-moment terindah.
Perayaan idul adha di Internasionally Senior High School 1 Pati memang memiliki ciri khas tersendiri. Ya, meski tidak bisa dikategorikan kurban, tapi kewajiban memotong hewan kurban dan menyisihkan 10-15 bungkus daging per kelas untuk dibagikan kepada yang membutuhkan itu pun telah menjadi tradisi bersedekah di bulan Dzulhijah ini...
Untuk mempersiapkan perayaan hari raya idul adha ini sebenarnya cukup banyak waktu karena terkadang ada yang menggunakan sistem iuran per hari untuk beli "embiikk". Selain itu terkadang perayaan ini pula menjadi alasan untuk siswa agar rapat dan mengurangi jam belajar...heeheheheh^^
Panitia inti perayaan idul adha "anak-anak ROHIS Al-Izzah" biasanya yang pusing,..why? karena merekalah yang menghandle...mulai dari acara takbiran, shalat@skul, pemotongan kurban, sampai pembagiaan daging. tapi tak apa karena kita punya pembina Rohis yang selalu mendampingi,..^^

Pati, 27 November 2009 (10 Dzulhijah 1430 H)
Ini adalah pertama kali aku merasakan pelaksanaan idul adha di SMA Negeri 1 Pati. Aku yang pada waktu itu menjadi ketua kelas X-4 juga agak ribet harus gmana?? untung teman-teman X4 selalu membantu,.heheheh...Lagi dapet jadi gag sa ikut sholat, alhasil aku datang agak siang coz harus ambil order nasi goreng buat makan pagi nak casept...Auliya si pembeli kambing,.Choi, Alin si pembeli bumbu,.Cew lainne si pengracik bumbu, penyunduk bumbu, Cowok-cowoknya pada mbakar sate, Ratih sang tuan rumah...thanks,..dan pada akhir acara di hari Jum'at itu aku basah digebyur dikasih tepung karena itu adalah hari ulang tahunku.....makasih...Great moments bareng CaSePt (cah sepuluh papat)

Pati,..........................2010 (10 Dzulhijah 1431 H)
Perayaan kedua dirayakan di rumahnya Adam bareng nak CIP (cah ipa pitu)...disini aku jadi ketua kelas lagi,..dibantu Febryanika (nika) tuk beli kambing,.Alhamdulillah ikut sholat...Sarapannya nasi goreng di kantin 7....pas di rumahnya Adam, Yuli agak ngambek...hehehehehe..Gara-gara ngurus kelas aku lepas tangan ngurus kepanitiaan sorry nak Rohis,..tapi Memed, Wahid, Saiful, tetep bantu panitia dulu baru gabung (nak rohis juga)... Seru, ada bakso tahu bakar, sate kambing, sate ayam.....,Great moments bareng CIP agency (Agen Cah Ipa Pitu)

Pati, 6 November 2011 (10 Dzulhijah 1432 H)
Perayaan idul adha di kelas 3,..perayaan idul adha terakhir...bareng 7civils di rumahnya Gilang,..tepat hari minggu kali ini aku jadi anggota yang diketuai Salim jadi lebih santai tapi tetep ikut motong, nyuduk, dan mbakar sate..gag ikut sholat...gag dapat sarapan...Menu: sate kambing, ayam bakar, petis ala nika,..yang beli kambing Bagus SMA,..bawa mangga, alhamdulillah laris,...hheheh,..smpe sore...bau prengus dihapus oleh tetesan hujan...Great moments bareng 7civils.
Read More …

Allahuakbar...allahu akabar...gema takbir Idul Adha 1432 H pun terdengar,..

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang meniti jalan mereka hingga akhir zaman.
Berikut adalah panduan ringkas dalam shalat ‘ied, baik shalat ‘Idul Fithri atau pun ‘Idul Adha. Yang kami sarikan dari beberapa penjelasan ulama. Semoga bermanfaat.

Hukum Shalat ‘Ied
Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang dalam keadaan mukim[1]. Dalil dari hal ini adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata,
أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.“[2]
Di antara alasan wajibnya shalat ‘ied dikemukakan oleh Shidiq Hasan Khon (murid Asy Syaukani).[3]

Pertama: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus melakukannya.

Kedua: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kaum muslimin untuk keluar rumah untuk menunaikan shalat ‘ied. Perintah untuk keluar rumah menunjukkan perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied itu sendiri bagi orang yang tidak punya udzur. Di sini dikatakan wajib karena keluar rumah merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika wasilahnya saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga wajib.

Ketiga: Ada perintah dalam Al Qur’an yang menunjukkan wajibnya shalat ‘ied yaitu firman Allah Ta’ala,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied.

Keempat: Shalat jum’at menjadi gugur bagi orang yang telah melaksanakan shalat ‘ied jika kedua shalat tersebut bertemu pada hari ‘ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh digugurkan dengan yang wajib pula. Jika shalat jum’at itu wajib, demikian halnya dengan shalat ‘ied. –Demikian penjelasan Shidiq Hasan Khon yang kami sarikan-.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Pendapat yang menyatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim lebih kuat daripada yang menyatakan bahwa hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib bagi sebagian orang saja). Adapun pendapat yang mengatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah sunnah (dianjurkan, bukan wajib), ini adalah pendapat yang lemah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan untuk melakukan shalat ini. Lalu beliau sendiri dan para khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali, -pen), begitu pula kaum muslimin setelah mereka terus menerus melakukan shalat ‘ied. Dan tidak dikenal sama sekali kalau ada di satu negeri Islam ada yang meninggalkan shalat ‘ied. Shalat ‘ied adalah salah satu syi’ar Islam yang terbesar. … Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi keringanan bagi wanita untuk meninggalkan shalat ‘ied, lantas bagaimana lagi dengan kaum pria?”[4]

Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Ied
Menurut mayoritas ulama –ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali-, waktu shalat ‘ied dimulai dari matahari setinggi tombak[5] sampai waktu zawal (matahari bergeser ke barat).[6]
Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha. Ibnu ‘Umar yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.”[7]
Tujuan mengapa shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri.[8]

Tempat Pelaksanaan Shalat ‘Ied
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.“[9]
An Nawawi mengatakan, “Hadits Abu Sa’id Al Khudri di atas adalah dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ‘ied sebaiknya dilakukan di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat ‘ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.”[10]

Tuntunan Ketika Hendak Keluar Melaksanakan Shalat ‘Ied

Pertama: Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat shalat. Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mandi pada hari ‘ied sebelum berangkat shalat.”[11]

Kedua: Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik. Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.”[12]

Ketiga: Makan sebelum keluar menuju shalat ‘ied khusus untuk shalat ‘Idul Fithri.
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.”[13]
Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat ‘ied.[14]

Keempat: Bertakbir ketika keluar hendak shalat ‘ied. Dalam suatu riwayat disebutkan,
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْر
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”[15]
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu Akbar).”[16]

Tata cara takbir ketika berangkat shalat ‘ied ke lapangan:
[1] Disyari’atkan dilakukan oleh setiap orang dengan menjahrkan (mengeraskan) bacaan takbir. Ini berdasarkan kesepakatan empat ulama madzhab.[17]
[2] Di antara lafazh takbir adalah,
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa lafazh ini dinukil dari banyak sahabat, bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa lafazh ini marfu’ yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[18]
Syaikhul Islam juga menerangkan bahwa jika seseorang mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar“, itu juga diperbolehkan.[19]

Kelima: Menyuruh wanita dan anak kecil untuk berangkat shalat ‘ied. Dalilnya sebagaimana disebutkan dalam hadits Ummu ‘Athiyah yang pernah kami sebutkan. Namun wanita tetap harus memperhatikan adab-adab ketika keluar rumah, yaitu tidak berhias diri dan tidak memakai harum-haruman.
Sedangkan dalil mengenai anak kecil, Ibnu ‘Abbas –yang ketika itu masih kecil- pernah ditanya, “Apakah engkau pernah menghadiri shalat ‘ied bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Ia menjawab,
نَعَمْ ، وَلَوْلاَ مَكَانِى مِنَ الصِّغَرِ مَا شَهِدْتُهُ
Iya, aku menghadirinya. Seandainya bukan karena kedudukanku yang termasuk sahabat-sahabat junior, tentu aku tidak akan menghadirinya.”[20]

Keenam: Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda. Dari Jabir, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“[21]

Ketujuh: Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat. Dari Ibnu ‘Umar, beliau mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.“[22]

Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah ‘Ied dan Ba’diyah ‘Ied
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.“[23]

Tidak Ada Adzan dan Iqomah Ketika Shalat ‘Ied
Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata,
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ.
“Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.”[24]
Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke tempat shalat, beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa ada adzan dan iqomah. Juga ketika itu untuk menyeru jama’ah tidak ada ucapan “Ash Sholaatul Jaam’iah.” Yang termasuk ajaran Nabi adalah tidak melakukan hal-hal semacam tadi.”[25]

Tata Cara Shalat ‘Ied
Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut.[26]

Pertama: Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.

Kedua: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”[27]

Ketiga: Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.”[28] Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.

Keempat: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab,
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).”[29]
Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa) dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[30]

Kelima: Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).

Keenam: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.

Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.

Kedelapan: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

Kesembilan: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.

Khutbah Setelah Shalat ‘Ied
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ – رضى الله عنهما – يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.”[31]
Setelah melaksanakan shalat ‘ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah ‘ied dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah Jum’at).[32] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan khutbah di atas tanah dan tanpa memakai mimbar.[33] Beliau pun memulai khutbah dengan “hamdalah” (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Dan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir. … Namun beliau memang sering mengucapkan takbir di tengah-tengah khutbah. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa beliau selalu memulai khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir.”[34]
Jama’ah boleh memilih mengikuti khutbah ‘ied ataukah tidak. Dari ‘Abdullah bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala beliau selesai menunaikan shalat, beliau bersabda,
إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ
“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silakan ia pergi.”[35]

Ucapan Selamat Hari Raya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat (tah-niah) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat ‘ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu ‘alaika” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya“. Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan sebenarnya bukan hanya beliau yang tidak suka melakukan semacam ini. Intinya, barangsiapa yang ingin mengucapkan selamat, maka ia memiliki qudwah (contoh). Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki qudwah (contoh).”

Bila Hari ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at
Bila hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, maka bagi orang yang telah melaksanakan shalat ‘ied, ia punya pilihan untuk menghadiri shalat Jum’at atau tidak. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair.
Dalil dari hal ini adalah:
Pertama: Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,
أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ « مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan melaksanakannya.”[36]
Kedua: Dari ‘Atho’, ia berkata, “Ibnu Az Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thoif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah (ajaran Nabi) [ashobas sunnah].”[37] Jika sahabat mengatakan ashobas sunnah(menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi.[38]
Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al Khottob melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu Az Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu Az Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jum’at. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.[39]

Catatan:
Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jum’at atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah dari An Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied dan shalat Jum’at “sabbihisma robbikal a’la” dan “hal ataka haditsul ghosiyah”.” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[40] Karena imam dianjurkan membaca dua surat tersebut pada shalat Jum’at yang bertepatan dengan hari ‘ied, ini menunjukkan bahwa shalat Jum’at dianjurkan untuk dilaksanakan oleh imam masjid.
Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri shalat ‘ied –baik pria maupun wanita- maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat Zhuhur (4 raka’at) sebagai ganti karena tidak menghadiri shalat Jum’at.[41]
Demikian beberapa penjelasan ringkas mengenai panduan shalat Idul Fithri dan Idul Adha. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Diselesaikan di Pangukan, Sleman, di hari yang baik untuk beramal sholih, 7 Dzulhijah 1430 H.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Read More …




























































Read More …

Teamworks atau dalam bahasa Indonesia adalah kerjasama kelompok. Teamwork adalah suatu individu yang berkelompok guna mengembangkan suatu pekerjaan bersama. Secara umum teamwork dapat diartikan oleh Johanes Papu dari Team e-psikologi sebagai "kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan". Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Ketika seseorang bekerja didalam kelompok (team), akan ada dua isu yang muncul. Pertama adalah adanya "tugas-tugas (task)" dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team. Kedua, adalah "proses" yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam kelompok itu.
Tanpa memperhatikan "proses" maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi suatu organisasi (perusahaan, lembaga, perserikatan) dan hanya akan menjadi sumber masalah dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika "proses" tersebut ada dan berjalan di dalam sekumpulan orang yang bekerjasama, maka potensi/kinerja/performance setiap individu akan terus meningkat, karena akan mendapat dukungan dari proses interaksi, baik secara teknis maupun moral.

Mengapa Diperlukannya Teamwork?

Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menampung serta menggabungkan berbagai bakat, kecerdasan, talenta dari setiap individu, sehingga dapat memberikan solusi inovatif setiapsaat diperlkan. Selain itu perpaduan dari ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam dari suatu teamwork, diyakini memiliki potensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan seorang individu yang brilian sekalipun.
Sebuah team bila sudah berjalan, secara otomaticly akan menjadi suatu unit yang mengatur dirinya sendiri, secara rithmis. Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota team dan "self monitoring" yang ditunjukkan oleh masing-masing anggota team memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab yang lebih besar.
Bahkan ketika suatu masalah bila diputuskan secara bersama dengan melibatkan teamwork, akan memberikan beberapa keuntungan.
1.      Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya.
2.      Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
3.      Keputusan bersama akan mengikat setiap individu yang terlibat untuk merasa ikut memiliki (sense of belonging) serta merasa ikut bertanggung jawab (sense of responsibility).
4.      Pandangan lain dari perspektif individu, dapat dimaknai bahwa dengan masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok (team) maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasinya untuk berprestasi, yang mungkin justru tidak akan pernah dapat dicapai bila dikerjakan seorang diri .
5.      Kepercayaan dan kesediaan untuk bekerjasama dalam suatu temwork selain akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri (self confident), juga akan mendorong setiap anggota team untuk menghormati wewenang dan tanggungjawab masing-masing individu, sesuai dengan kesepakatan dan kesepahaman bersama.

Siklus Perkembangan Suatu Teamwork
Secara umum perkembangan suatu team dapat dibagi dalam 4 tahapan:
a.      Forming, adalah suatu tahapan disaat para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu team. Karena kelompok / team baru saja dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali team yang sudah dipilih ketua/pimpinan kelompoknya terlebih dahulu).
b.      Storming, adalah tahapan dimana intrik/saling curiga mulai timbul di dalam team. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengusulkan dan atau mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua ngotot dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang dalam team tidak mau lagi menjadi pendengar dan sebagian lagi tidak mau berbicara secara terbuka.
c.       Norming, adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota team. Selain itu semua orang mulai mau menjadi pendengar yang baik. Mekanisme kerja dan aturan-aturan main ditetapkan dan ditaati seluruh anggota.
d.      Performing. Tahapan ini merupakan titik kulminasi dimana team sudah berhasil membangun system yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan team akan terlihat dari prestasi/ kinerja yang ditunjukkan.
Ketrampilan Yang Diperlukan Setiap Anggota Teamwork

Ada dua ketrampilan utama yang seharusnya dimiliki oleh anggota sebuah teamwork, yaitu:
· Ketrampilan manajerial (Managerial Skills), termasuk kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar, dan lain-lain.
· Ketrampilan interpersonal (Interpersonal Skills), termasuk kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain secara baik dan positif.


Bagaimana cara mengelola team work (kerja sama tim)?

Anda pasti akan mampu mendapatkan hasil yang luar biasa jika suatu teamwork itu bisa dikelola dengan baik. Keahlian dalam me-manage kerjasama ini jelas sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis.  Team-work adalah kemampuan sekelompok individu dalam bekerjasama untuk meraih visi bersama. Suatu kemampuan utuk mengarahkan keberhasilan setiap individu menuju tujuan-tujuan organisasi. Team work yang efektif akan menghasilkan produktivitas, kualitas dan loyalitas.
Agar dapat membangun sebuah tim yang bagus dan baik, diperlukan lebih dari sekedar mengumpulkan orang-orang yang tepat. Sebab, ujian utama dari leadership sebenarnya adalah menciptakan lingkungan di mana setiap individu mau bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.

1. FOKUS 
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan teratur. Orang-orang sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya sehingga kehilangan gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan. Jadi, sewaktu anggota lainnya sedang berkonsentrasi menyelesaikan masalah, anggota lain dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya untuk me-review proses dan mengeliminasi masalah-masalah yang mungkin muncul di masa depan. 

2. DEFINISIKAN PERAN 
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran setiap individu dalam suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin kesuksesan tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif. Dukunglah tim Anda untuk mendefinisikan fungsi mereka. Para anggota tim akan mampu mengambil lebih banyak tanggung jawab apabila mereka berada dalam posisi yang cocok, dan salah satu dari mereka mungkin akan  dapat mengeluarkan bakat baru yang tidak disadari sebelumnya.

3. TETAPKAN TUJUAN 
Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dan kode etik atau aturan tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pantauan dari senior sangat dibutuhkan untuk menghilangkan sifat-sifat negatif seperti kemalasan, keterlambatan, serta suka menunda-nunda pekerjaan. Komunikasikan selalu setiap tujuan dengan jelas, dan pastikan setiap anggota tim benar-benar memahaminya.

4. BAGIKAN INFORMASI
Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gossip atau rumor. Produktivitas dan moral tim akan menurun bila mereka menemukan banyak informasi yang tidak jelas berkeliaran, terutama di masa-masa sulit atau peralihan. Bagikan dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi tersebut sesering mungkin.

5. KEPERCAYAAN 
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Hargailah kata-kata Anda sendiri. Bila Anda seorang pemimpin dan Anda sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada anak buah, maka pastikan Anda menepati janji tersebut. Bila Anda salah satu anggota tim dan pernah berjanji untuk melakukan sesuatu kepada tim atau pemimpin Anda, maka pastikan juga Anda menepati janji tersebut. Perlakukan setiap anggota tim dengan perlakuan yang sama. Jangan ada "amak emas" dan "orang istimewa".

6. DENGARKAN 
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam rapat atau saat brainstorming. Pertimbagkan setiap saran mereka. Kita tidak akan pernah benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai kita sendiri membuktikannya. Banyak organisasi menghabiskan dana besar untuk menyewa konsultan dari luar, tanpa terlebih dahulu menanyakan pendapat pegawai dan anak buahnya sendiri. Padahal, sering kali merekalah yang paling tahu problem apa yang terjadi di dalam. Berikan pujian kepada anggota tim kita dan jadilah seorang pemimpin dan pendengar yang baik.

7. BERSABAR 
Bila tim Anda terlihat bermasalah dan tidak menunjukkan hasil apa pun, bersabarlah. Beri waktu dan amati perkembangannya. Sering kali mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri, dan Anda perlu mengawasi dan mengamati saja. Bila hal ini tidak terjadi, maka beraksilah. Pecat dan hire orang lain bila memang diperlukan. Tidak ada gunanya menyimpan "benalu" di dalam tim.

8. DUKUNGAN 
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong mereka untuk ikut training bila memang diperlukan dan beri kesempatan untuk keluar dan melakukan sendiri tugas-tugasnya. Mereka perlu merasa nyaman dalam melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam diri mereka sendiri. Ubahlah tanggung jawab setiap anggota tim bila memang dianggap perlu. Ketahuilah kekuatan dan kelemahan dari setiap anggota tim dan berikan dukungan positif terhadap kedua hal itu.

9. TUNJUKKAN ANTUSIASME
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak mengecewakan Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.

10. HAVE FUN
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan mudah bila suasananya selalu tegang. 

11. DELEGASI
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan), lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu, biarkan tim Anda mengembangkan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan. Bila jadwa; review hari selasa depan, maka janngan menanyakan hasilnya hari ini. Berilah kepercayaan kepada tim Anda untuk memenuhi deadline masing-masing.
  
12. BERIKAN PENGHARGAAN
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada anggota tim tapi tidak secara individual. Dalam setiap tim akan mempunyai individu yang menonjol pada bidang tertentu. Kenalilah hal ini dengan cepat melalui performance review process dan gunakan untuk mendukung kerja sama tim. Hindari semua tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota. Selalu bicara positif tentang anggota tim Anda secara keseluruhan. Promosikan talenta, usaha, dedikasi dan kesuksesan mereka.
Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada semua anggota tim. Bila Anda berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan tim, gunakanlah kata "kita" dan bukan kata "saya". Selamat bekerja sama dan sukses untuk Anda semua.
Dengan menjadi anggota suatu organisasi/lembaga/perserikatan atau perusahaan maka secara tidak langsung diri kita masing-masing dituntut untuk mempersiapkan diri dengan memiliki ketrampilan-ketrampilan seperti tersebut di atas.
Sudahkah kita memenuhi kelayakan menjadi bagian dari anggota Teamwork yang akan Performing?, jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing, apakah ada kesediaan diri untuk berubah mejadi lebih baik, atau hanya bertahan terhadap harga diri yang tidak punya arti alias gengsi. Kalau yang terakhir ini menjadi pilihan, maka "tunggulah saat kehancurannya"!.
Akhirnya, harus kita sadari bersama bahwa di dalam suatu organisasi lembaga/persyarikatan/usaha yang dibutuhkan bukanlah seorang SUPER MAN akan tetapi SUPER TEAM atau bahkan SUPER DREAM TEAM untuk mensukseskan tugas dan tanggung jawabnya.
Semoga Bermanfaat!
Sumber : http://darsanas.multiply.com & Johanes Papu Team e-psikologi
            (Di sadur dari INFO APLI Edisi XLII / Oktober-Desember 2008)  

Read More …