Journey of NaiTsa

Joseph Scumpeter dalam bukunya The Theory of Economics Development (1934) dan Business Cycle (1939) menjelaskan dua hal penting, yaitu sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat dan faktor utama yang mengakibatkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi yang dilakukan oleh inovator atau entrepreneur.
Lima macam kegiatan yang dimasukkan dalam proses inovasi adalah:
1.      Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada.
2.      Diperkenalkannya cara produksi baru.
3.      Pembukaan daerah pasar baru.
4.      Penemuan sumber bahan mentah baru.
5.      Perubahan organisasi industri sehingga menjadi efisiensi industri.
Kelima macam kegiatan prosen inovasi tersebut dilakukan oleh inovator entrepreneur yaitu seorang yang terjun langsung dalam dunia bisnis dengan semangat dan keberanian untuk menerapkan ide-ide baru menjadi kenyataan dan berani mengambil resilko bisnis karena ide-ide baru tersebut belum pernah dicoba diterapkan secara ekonomis.
Perguruan Tinggi sebagai tempat sandaran terakhir mahasiswa dalam menggapai ilmu sebelum memasuki dunia kerja hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami tentang entrepreneurship melalui beberapa tahapan.
Pada tahapan kesadaran (awareness), mahasiswa akan menyadari permasalahan masa depan pascakuliah di perguruan tinggi. Berdasarkan kesadaran tersebut mahasiswa akan menyelesaikan permasalahan masa depannya melalui keterlibatannya (involvement) dalam penanganan masalah tersebut. Keterlibatan dalam penanganan masalah akan menghasilkan suatu komitmen (commitment) untuk selalu berpartisipasi (participation) dalam memahami entrepreneurship melalui kegiatan kemahasiswaan yang diikutinya.
Pendidikan di Perguruan Tinggi mendidik mahasiswanya untuk mampu memperoleh berbagai skill, yaitu intelektual skill, interpersonal skill, dan communication skill. Ketiga skill tersebut didapatkan dari menempuh matakuliah dan kegiatan kemahasiswaan. Dengan demikian, untuk memperoleh ketiga skill tersebut mahasiswa tidak hanya cukup dengan menempuh matakuliah saja kemudian lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi tetapi juga harus aktif mengikuti berbagai kegiatan kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarkan di dalam dan di luar kampus. Mengapa?
Pada prinsipnya dari setiap kegiatan mahasiswa  berupa perkuliahan (akademik) maupun (non Akademik) telah mengandung tiga skill yaitu intelektual skill, interpersonal skill, dan communication skill yang sangat penting bagi lulusan perguruan tinggi untuk menjadi entrepreneur yang sukses, tangguh, dan mempunyai integritas yang tinggi. Sekali lagi ingat bahwa menggantungkan pekerjaan dari mencari pekerjaan pascalulus dari perguruan tinggi dalam kondisi perekonomian Indonesia seperti sekarang ini akan sangat sulit daripada menciptakan pekerjaan menjadi entrepreneur dalam level UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Kegiatan Kemahasiswaan di kampus misalkan Himpunan Mahasiswa Jurusan, Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik, Fotografi, Klub-klub Otomotif, olahraga, band, dll. Sebagai contoh kegiatan mahasiswa yang bisa dijadikan usaha kedepannya adalah
Bisnis Studio Digital
Siapa yang tidak mengenal kamera, alat yang berfungsi untuk mengabadikan momen penting dan peristiwa bersejarah dalam hidup. Bagaimana jika seseorang dapat menghasilkan uang dari kameranya sendiri atau dari pengetahuan fotografi yang dimiliki. Bisa beranjak dari Unit Kegiatan Mahasiswa fotografi. Di Yogyakarta bisa diambil contoh Fresco Digital Photography yang mempunya tagline “Great Nice Picture”. Awal mula pemilik usaha ini dari kecintaannya dunia foto yang dirintis dari kegiatan fotografi di kampus ketika masih menjadi mahasiswa. Ketekunan dan ketangkasannya melihat peluang membuat ia mampu terlahir menjadi entrepreneur. Ini juga merupakan buah hasil keaktifan dalam kegiatan mahasiswa.

Categories: , ,

One Response so far.

Leave a Reply