Journey of NaiTsa

         وَاِجَابَةُ الدَّعْوَةِ, وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِس  حَقُ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ, وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ,
Hak (kewajiban) seorang muslim terhadap sesamanya ada lima perkara, yaitu: menjawab salam, menengok yang sakit sakit, mengiringi mayat kepemakaman, menghadiri undangan, dan berdo’a bagi yang bersin. [HR Bukhari & Muslim]


Adapun manusia adalah makhluk hidup yang tertinggi peringkatnya, karena itu tidaklah  mengherankan bila manusia ditimpa  berbagai  hal. Bahkan ia lebih banyak menjadi sasaran musibah tersebut dibandingkan makhluk lainnya, karena adanya faktor kemauan dan faktor   alami   yang   mempengaruhi kehidupannya.

Oleh karena itu, syariat Islam menganggap penyakit atau  sakit merupakan  fenomena yang biasa dalam kehidupan manusia, mereka diuji dengan penyakit  sebagaimana  diuji  dengan  penderitaan lainnya,  sesuai dengan sunnah dan undang-undang yang mengatur alam semesta dan tata kehidupan manusia.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman ;
artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,.” (Al Baqarah : 155)
Setiap insan pasti pernah mengalami sakit karena hal ini adalah merupakan skenario dari Allah atas jalan hidup makhluk-Nya. Merujuk pada surah Al Baqarah ayat 155 di atas maka sakit adalah sebagian dari cobaan yang ditimpakan kepada manusia untuk menguji iman orang tersebut.

Allah SWT menyatakan hal tersebut dalam Al Qur’an sesuai firman-Nya ;
artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al ‘Ankabuut : 2)

Cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia tersebut bukan hanya menimpa kepada umat Nabi Muhammad SAW saja, tetapi dikenakan pula kepada umat yang telah terdahulu, sesuai firman-Nya pada ayat berikut ;
artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabuut : 3)

Apakah yang harus dilakukan apabila pada suatu sa’at kita yang mendapat giliran diuji oleh Allah SWT? Sebagai orang yang benar-benar beriman, maka jalan terbaik adalah SABAR. Dan sabar itu adalah pada pukulan pertama, yaitu sa’at cobaan tersebut baru menimpa. Hal ini tercermin dari sikap kita pertama kali ketika menerima cobaan tersebut, yaitu dengan bertawakal kepada Allah SWT. Dalam Al Qur'an disampaikan ;
artinya : “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Al Baqarah : 156)

Orang yang sabar dan berserah diri serta ingat kepada Allah SWT pada sa’at mendapat cobaan, maka Allah SWT menjanjikan keberkahan serta rahmat dan mendapat predikat yang mulia “Al Muhtaduun“ (artinya orang-orang yang mendapat petunjuk) kepada mereka, sesuai janji-Nya dalam Al Qur’an ul Karim ; artinya : “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al Baqarah : 157)

MENJENGUK ORANG SAKIT DAN HUKUMNYA
 
Orang  sakit  adalah  orang  yang   lemah,   yang   memerlukan perlindungan   dan   sandaran.   
Perlindungan   (pemeliharaan, penjagaan) atau  sandaran  itu  tidak  hanya  berupa  materiil
sebagaimana  anggapan  banyak  orang,  melainkan  dalam bentuk materiil dan spiritual sekaligus. 
Menjenguk  si  sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa  orang  di  sekitarnya  
(yang   menjenguknya)   menaruh perhatian   kepadanya,   cinta  kepadanya,   
menaruh  keinginan kepadanya,  dan   mengharapkan   agar   dia   segera   sembuh. 
Faktor-faktor  spiritual  ini  akan  memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk 
melawan serangan penyakit lahiriah.  Oleh  sebab itu,   menjenguk   orang  sakit,   
menanyakan  keadaannya,  dan mendoakannya  merupakan   bagian   dari   pengobatan   
 menurut orang-orang  yang  mengerti.  Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat 
materiil (kebendaan).
 
Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq  'alaih  dari  Abu Hurairah r.a. 
bahwa Nabi saw. bersabda:
 
    "Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: 
      menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, 
      mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin."
 
Imam  Bukhari  meriwayatkan  dari  Abu  Musa  al-Asy'ari, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Berilah makan orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit, 
      dan tolonglah orang yang kesusahan."
 
Imam Bukhari juga meriwayatkan dari  al-Barra'  bin  Azib,  ia berkata:
 
    "Rasulullah saw. menyuruh kami melakukan tujuh perkara ... 
      Lalu ia menyebutkan salah satunya adalah menjenguk orang sakit."
 
KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK ORANG SAKIT
 
Diantara yang  memperkuat  kesunnahan  menjenguk  orang  sakit ialah   
adanya  hadits-hadits  yang  menerangkan  keutamaan dan pahala orang yang melaksanakannya, 
misalnya:
 
1. Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.):
 
    "Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang
    muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."
 
    Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.:
 
    "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."
 
2. Hadits Jabir yang marfu':
 
    "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit berarti dia
    menyelam dalam rahmat, sehingga ketika dia duduk berarti
    dia berhenti disitu (didalam rahmat)."8
 
3. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
   Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah
    seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau,
    bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan
    tempat tinggal di dalam surga."9
 
4. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.
   bahwa Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada
    hari kiamat, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu
    tidak menjenguk-Ku.' Orang itu bertanya, 'Oh Tuhan,
    bagaimana aku harus menjengukMu sedangkan Engkau adalah
    Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu
    tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi
    kamu tidak menjenguknya?Apakah kamu tidak tahu bahwa
    seandainya kamu menjenguknya pasti kamu dapati Aku di
    sisinya?' 'Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu,
    tetapi tidak kamu beri Aku makan.' Orang itu menjawab,
    'Ya Rabbi, bagaimana aku memberi makan Engkau, sedangkan
    Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab,
    'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan meminta
    makan kepadamu, tetapi tidak kauberi makan? Apakah kamu
    tidak tahu bahwa seandainya kamu beri makan dia niscaya
    kamu dapati hal itu di sisiKu?' 'Wahai anak Adam, Aku
    minta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum.'
    Orang itu bertanya, 'Ya Tuhan, bagaimana aku memberi-Mu
    minum sedangkan Engkau Tuhan bagi alam semesta?'Allah
    menjawab, 'Hamba-Ku si Fulan meminta minum kepadamu,
    tetapi tidak kamu beri minum. Apakah kamu tidak tahu
    bahwa seandainya kamu memberinya minum niscaya akan kamu
    dapati (balasannya) itu di sisi-Ku?"10
 
5. Diriwayatkan dari Ali  r.a.,  ia  berkata:  Saya  mendengar
   Rasulullah saw. bersabda:
 
    "Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim
    lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh
    puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia
    menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh
    puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma
    yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau
    berkata, "Hadits hasan.")11
 
A. Fadilah menengok orang sakit:
1. Menjumpai Tuhan bersama orang yang sakit [Muslim]
2. Dianugerahi pertamanan surga [Turmudzi]
3. Dido’akan 70.000 malaikat supaya diberikan kasih sayang Tuhan [Turmudzi]
4. Mendapat jaminan buah-buahan di sorga [Turmudzi]
5. Ingat Allah SWT
6. Mensyukuri nikmat sehat

B. Mensikapi sakit
1. Ikhtiar berobat, tetap berserah diri kepada Nya
2. Ikhlas, sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT
3. Sadar, introspeksi diri
4. Ingat Allah SWT, mensyukuri nikmat Nya
5. Berkah, menjadi sarana pembersih dosa jika menerimanya dengan tabah
6. Boleh mengeluh selama tidak menunjukkan rasa benci kepada Allah SWT
7. Ada yang lebih parah, Rosulullah SAW merasakan sakit dua kali lipat
8. Keringanan, tetap melaksanakan kewajiban (Ibadah) sesuai batas kemampuan

C. Ikhtiar dan Do’a bagi orang sakit
1. Pegang bagian tubuh yang sakit sambil membaca Basmalah 3x dan berdo’a sebagai berikut:
اَعُوْذُ بِعِزَةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا اَجِدُ وَاُحَاذِرُ

Aku berlindung kepada keagungan dan kekuasaan Allah dari kejahatan (penyakit) yang tengah kurasakan dan menakutkan (Muslim)
2. Jika sakit atau luka, letakkan jari telunjuk diatas tanah dan sedikit meludahinya, lalu usapkan pada bagian tubuh orang yang sakit sambil berdoa:
بِسْمِ اللهِ تُرْبَةِ اَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفى بِهِ سَقِيْمُنَا بِاِذْنِ رَبِّنَا

Dengan menyebut Nama Allah, debu kami ludahi, semoga yang sakit disembuhkan lantaran debu tersebut, dengan izin Allah (Bukhari & Muslim)
3. Usap orang yang sakit dengan tangan kanannya sambil berdo’a:
أَللّهُمّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاسَ اشْفِ اَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءٌ اِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَامًا

Ya Allah, penguasa sekalian manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena Engkaulah Maha Penyembuh, tidak ada obat yang sanggup menyembuhkan kecuali obat dari Engkau, kesembuhan yang tidak akan kambuh lagi (benar-benar sembuh). [Bukhari & Muslim]
4. Berdoa untuk kesembuhan dari penyakit:
a. Baca surah Al Fatihah
b. Baca shalawat
c. Baca do’a-do’a berikut:
اَللّهُمّ اشْفِ.... أَللّهُمّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ, اِشْفِ اَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءَ اِلاَّ اَنْتَ, شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَامًا. اَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمَ, اَنْ يَشْفِيْكَ اِلاَّ عَفَاهُ اللهُ مِنْ ذلِكَ الْمَرَضِ. بِسْمِ اللهِ اَرْقِيْكِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ اَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ, اَللهُ يَشْفِيْكَ بِِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ. بِسْمِ اللهِ الْكَافِى بِسْمِ اللهِ الشَّافِى بِسْمِ اللهِ الْغَفُوْرُ الَّرحِيْمِ بِسْمِ اللهِ الْبَرِ الْكَرِيْمِ يَا حَفِيْظُ يَا عَزِيْزُ يَا رَفِيْقُ يَا وَلِدُّ اِشْفِنِى

Yaa Allah, sembuhkanlah……. dari penyakit. Yaa Allah penguasa sekalian manusia yang menghilangkan semua penyakit, sembuhkanlah, sebab Engkaulah maha Penyembuh, tiada yang sanggup menyembuhkan penyakit kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak akan kambuh lagi (benar-benar sembuh). Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Penguasa ‘Arsy yang agung, memberikan kesembuhan kepada engkau. Dengan menyebut nama Allah, ku obati engkau dari segala penyakit yang mengganggumu dan dari setiap jiwa atau manusia yang dengki, Allah lah yang menyembuhkan engkau dari penyakit yang tengah diderita, dengan menyebut Nama Allah lah aku mengobati engkau. Dengan Nama Allah yang Maha Cukup, Maha Penyembuh, dengan Nama Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dengan Nama Allah yang Maha Besar, Maha Mulia. Yaa Maha Pelindung, Maha Perkasa, Maha Halus, berilah kesembuhan padaku

Adab Menengok Orang Sakit

Orang yang sakit itu sedang dalam keadaan serba tidak menyenangkan, sedang menderita baik fisik maupun psikis. Untuk mengobati fisiknya yang sakit maka diperlukan obat sesuai penyakitnya, misalnya dalam bentuk pil atau ramuan obat lainnya. Obat-obatan akan memberi reaksi lebih cepat pada si sakit (cepat sembuh) apabila kepada si sakit diberi pula dorongan semangat (motivasi) untuk sembuh. Pemberian motivasi tersebut dapat berbentuk apa saja dan yang penting si sakit merasa gembira hatinya serta mempunyai keyakinan sakitnya akan sembuh. Itulah salah satu sebabnya mengapa Rasulullah SAW mengajarkan agar orang muslim itu menengok saudaranya yang sedang sakit.
Agar tujuan menjenguk orang sakit tersebut sesuai dengan ajaran Islam, maka perlu diperhatikan adab-adab atau etika, sbb :
1. Jangan membuat keributan atau kebisingan. Orang sakit perlu ketenangan, ketentraman dalam proses penyembuhannya. Bagi orang sehat sajapun keributan dan kebisingan dapat membuat resah, apalagi bagi orang sakit. Itu sebabnya di rumah sakit ada larangan agar tidak membawa anak kecil pada saat menjenguk.
2. Tidak membawa kabar buruk kepada si sakit. Kabar buruk apalagi yang berkaitan atau ada hubungan dengan si sakit maka dapat memperburuk kondisi si sakit. Kalaupun ada berita buruk, maka tunda saja dahulu sampai dia sembuh.
3. Menyampaikan kata-kata yang menghibur hati, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
a. La ba’sa thuhurun insyaallah – “Semoga tidak apa-apa, semoga segera sembuh, insya Allah.” (HR. Bukhari)
b. As-alukallahal ‘azhima rabbal ‘arsyil ‘azhimi an yasfiyak – “Aku mohonkan engkau kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, Tuhan Yang menguasai ‘Arasy yang agung, semoga Dia berkenan menyembuhkanmu.” (HR. At Tirmidzi)
4. Mendo’akan kesembuhan. Berdo’a dapat memberikan semangat kepada si sakit, karena termasuk pada perbuatan yang membesarkan hati bagi si sakit. Rasulullah SAW mengajarkan do’a yang dapat dibaca apabila sedang menjenguk, sbb :
a. Allahumma rabban nasi adzhi-bil ba’sa isyfi antas syafi la syifa-a illa syifa-uka syifa-an la yughadiru saqama – “Ya Allah, Tuhan yang menguasai manusia, hapuskanlah seluruh penyakit. Sembuhkanlah, karena hanya Engkau Dzat Yang Menyembuhkan. Tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tak lagi dihinggapi penyakit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Allahumma rabban nasi madz-hibal ba’si isyfi antas syafi la syafiya illa anta syifa-an la yughadiru saqama – “Ya Allah, Tuhan yang memelihara manusia, yang menghapuskan segenap penyakit. Sembuhkanlah, karena hanya Engkau Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tiada penyembuh selain Engkau. Penyembuh yang tak lagi ada penyakit.” (HR. Bukhari)

Keutamaannya Menjenguk

Karena mengunjungi orang sakit itu dapat memperingan beban penderitaan si sakit, maka sangatlah besar keutamaannya bagi orang yang menjenguknya. Dalam suatu hadits Nabi SAW bersabda :
“Tiada seorangpun yang menjenguk orang sakit pada waktu sore, kecuali keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun baginya hingga pagi hari, dan barangsiapa yang mendatangi pada waktu pagi hari maka keluar bersamanya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun baginya hingga sore hari.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda pula : “Sesungguhnya apabila seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim, maka ia tetap berada dalam kebun surga hingga kembali. Ketika ditanyakan, “Apakah ghurfatul jannah itu?” Beliau menjawab, “Kebun yang sedang berbuah.” (HR. Muslim)

Masih banyak lagi hadits lain yang membicarakan masalah ini dimana intinya adalah pentingnya menjenguk orang sakit sebagai salah satu sarana untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) melalui shilaturahmi, menunaikan hak orang Muslim, memberi rasa bahagia di hati orang Muslim dan memperkuat bangunan ukhuwah Islamiah.

Demikianlah, semoga bermanfa’at.

*berbagai sumber

Categories:

Leave a Reply